Minggu, 12 Februari 2017

Sekolah TOEFL
TBE 7
Values in Indecision over the N-Word


Everyday, we have heard many people talk about the difference of human by their colours, belief, condition which made someone is valued far of people commonly. We can either watch the television or listen radio that many countries refused to the racist in spite of totally different in the real life. It's just a hogwash of people who want to be looked wise and kind. We still watching The US's refugee of moslem was banned, Black people who can't work better than white people in some countries in Europe, or freedom of private who burned the forest then replace it with the infrastructure or other habitats which affected to the sustainability of ecosystem, rich people will authorized economy. Can't you think that were a half of Racism in the world. The reasons why I bordered these lines because racist isn't only the colour difference, but also other types which separated people, things, or cultures into some pieces of groups.

Back to the article, Christ Drakeford, as the writer felt that he has got the impact of his black skin, it would be make him anger. I'd prefer agreed with his story that racist's own was come by his perception only whom people around him wasn't worse than people's racist. Maybe racism was present in every people feeling, but believe me. No more around 15% of that. It's only our perspective or mind set to growth a gap on social strata. Actually, we often find people who care and un-minded it. Even, they would be our motivation to be great persons.

As example, Indonesia was built by the diversity, as multicultural country, we should hold on our hands tightly with opened mind. Sometimes, we often provoked just a little thing of HOAX. New technology of many medias to sharing opinion have fallen down each other. We must realize that our strength is diversity, if we don't, the stability of community will disappear time by time. We should back to the pass, based on out constitution, pancasila, respectfully the difference of both belief and physically. As the result, as far I agree with the writer to against racism and turning up peaceful. Whatever colours, whoever people, and wherever come from, we must respect other. Racist isn't only breaking down the state, but also bringing out the small groups into disharmony life.

Sabtu, 11 Februari 2017

What happened of Kalimantan Forest?

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota otonom yang saat ini sedang marak malakukan pembangunan. Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008  tentang RTRW Nasional 2008 - 2028, Kota Tangerang Selatan berfungsi sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan menjadi bagian dari kawasan strategis nasional Jabodetabekpunjur yang memiliki peran penting dalam perencanaan pembangunan nasional. Posisi tersebut membuat Kota Tangerang Selatan menjadi kota yang strategis dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Perkembangan pembangunan yang konstruktif menimbulkan multiplier effect terhadap daerah sekitarnya sehingga kewajiban membangun infrastruktur yang memadai dan terintegrasi satu sama lain sangat dibutuhkan bagi Kota Tangerang Selatan untuk menciptakan peningkatan ekonomi. Pelayanan infrastruktur sangat dipengaruhi oleh mobilitas penduduk yang selalu mengalami pergerakan baik dalam maupun luar kota dan pertumbuhan penduduk Kota Tangerang Selatan yang selalu meningkat setiap tahunnya.

Kondisi diatas, mengindikasikan dibutuhkannya sarana prasarana yang cukup untuk melayani mobilitas penduduk dan pertumbuhan penduduk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menciptakan transportasi massal yang memadai untuk seluruh penduduk dengan mengedepankan kenyamanan, keberlanjutan, dan ketercukupan. Transportasi massal yang relevan terhadap kondisi geografi dan program pemerintah Kota Tangerang Selatan adalah transportasi bus kota. Bus kota menjadi sangat penting keberadaannya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang selama ini menjadi faktor utama dalam penyumbang kemacetan. Program pemerintah yang sedang dijalankan adalah pemberdayaan transportasi Trans Anggrek. Namun, baik dari segi kuantitas dan kualitas Trans Anggrek masih sangat minim dan belum mampu menampung seluruh penduduk Kota Tangerang Selatan. Sehingga, hal ini perlu terus ditingkatkan, evaluasi, dan pengawasan serius pemerintah kota untuk terus mengembangkan dan melanjutkan program Trans Anggrek ini dengan perencanaan yang matang untuk menciptakan pembangunan yang sejalan dengan pelayanan mobilisasi penduduk.

Dalam kajian studi ini, analisis terhadap transportasi bus menjadi fokus utama. Mobil bus adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki tempat duduk lebih dari delapan orang, termasuk pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500 kg. Jenis bus adalah kendaraan yang dirancang untuk bepergian jarak jauh dari bus biasa. Sebagai hasilnya, bus dilengkapi dengan kursi yang lebih nyaman, ruangan bagasi, dan mesin yang lebih besar. Biasanya bus dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti AC, toilet, atau sistem audio/ video tergantung kelengkapan bus itu sendiri.
A. Kondisi Eksisting Trans Anggrek
Program Trans Anggrek mulai dilaksanakan pada Januari 2015, Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) melakukan pelayanan angkutan massal bus Trans Anggrek Circle Line pada koridor II. Beroperasinya moda transportasi ini bertujuan  untuk meningkatkan layanan fasilitas transportasi yang menghubungkan seluruh stasiun kereta api di Kota Tangsel dan terintegrasi ke Bandara Soekarno Hatta. Saat ini, rute yang dilalui oleh Trans Anggrek hanya baru koridor II karena sarana prasarana pendukung masih belum siap tersedia pada koridor lainnya termasuk sengketa terhadap simpul jalur yang akan berdampak pada kendaraan lain. Sebagai tahap awal jumlah bus yang beroperasi sebanyak 5 bus dengan rute terminal intermoda rawa buntu yang terintegrasi dengan KRL commuter tujuan Jakarta-Banten stasiun rawabuntu sampai terminal pondok cabe yang direncanakan akan terintegrasi dengan halte busway Jakarta. Selain itu, bus yang tersedia dan siap digunakan ada 20 bus dengan 10 bus dana Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan dan 10 bus dana Kementrian Perhubungan.
Perbaikan prasarana jalan terus dilakukan terutama terlihat pada jalan siliwangi-jalan padjajaran (setu-pamulang) yang merupakan jalan yang dilalui rute bus koridor II. Dengan kondisi awal yang minim saat ini, Trans Anggrek sudah mampu menjadi penghubung antara kantor DPRD Kota Tangerang Selatan dengan kantor Walikota Tangerang Selatan termasuk penghubung antara stasiun rawabuntu dengan kecamatan pondok cabe yang berdekatan dengan kota Jakarta. Keberadaan Trans Anggrek sangat penting dalam pembangunan Kota Tangerang Selatan karena kondisi saat ini terhadap angkutan umum yang ada seperti angkot masih belum memberikan kepastian waktu tiba dan waktu keberangkatan, kurang nyaman, dan rute trayek yang tidak efisien. Sehingga, sebagian besar penduduk Kota Tangerang Selatan masih menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi ke tempat tujuan.
Trans Anggrek sudah memiliki kelengkapan aksesoris yang memadai dengan kondisi yang baik menjadikan potensi terhadap peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan massal seperti bus Trans Anggrek ini yang masih bersifat free atau belum berbayar. Trans Anggrek circle line menggunakan kendaraan ukuran sedang dengan kapasitas 48 penumpang dimana 26 tempat duduk untuk penumpang biasa, 2  tempat duduk untuk difabel (penyandang cacat) dan 20 penumpang berdiri. Tempat duduk pada Bus Trans Anggrek dirancang saling berhadapan agar mempermudah penumpang untuk duduk dan terlihat lebih luas, kondisi bus masih nyaman dan bersih, bus juga sudah dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV), TV layar datar, Kotak P3K, tempat sampah, jaringan internet (wifi), GPS (Global Positioning System), dan bel jika penumpang ingin turun (Gambar 2).  Kendaraan ini mampu melewati jalan utama dengan jalan minimal adalah kolektor sekunder yang telah disesuaikan dengan kondisi jalan di Kota Tangerang Selatan. Waktu operasional Trans Anggrek saat ini adalah hari kerja senin-jumat dengan jam operasional sebagai berikut:
1. Pagi Jam 06.00 WIB-09.00 WIB
2. Siang Jam 11.00 WIB-14.00 WIB
3. Sore Jam 16.00 WIB-18.00 WIB
Masyarakat atau warga yang ingin mencoba kehadiran Trans Anggrek bisa menunggu di sejumlah halte yang ada di sepanjang rute mulai Terminal Pondok Cabe – Jalan Agus Salim – Jalan RE Martadinata – Jalan Pajajaran – Jalan Siliwangi – Kampus ITI – Jalan Puspiptek – Jalan Taman Tekno – Jalan Buaran Rawa Buntu dan Terminal Intermoda Rawa Buntu (kereta api). Menurut Kepala Dishubkominfo, Sukanta, untuk regulasi sampai saat ini belum dibutuhkan karena armada Trans Anggrek masih dipegang Pemkot Tangsel tapi bila nantinya dipegang atau dikomersilkan ke pihak ke tiga atau swasta baru ada regulasi. Pihak ke tiga yang dimaksud adalah BUMD ataupun swasta yang ingin berinvestasi terhadap perkembangan bus Trans Anggrek. Peraturan walikota (Perwal) maupun Peraturan Daerah (Perda) belum dibentuk karena naik Trans Anggrek saat ini masih gratis untuk kepentingan masyarakat banyak. Untuk delapan bulan ke depan Trans Anggrek membutuhkan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar yang berasal dari APBD tahun 2015 Kota Tangsel termasuk Anggaran untuk gaji sopir, kenek, bahan bakar dan biaya pemeliharaan juga telah disiapkan,dengan  anggaran paling besar untuk Trans Anggrek adalah bahan bakar yang mencapai Rp 754 juta. Koridor II merupakan rute yang akan diberlakukan sepanjang tahun 2015.
A. Analisis Kualitas Trans Anggrek dan Prasarana Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Kota Tangerang Selatan selama ini masih belum terintegrasi antara transportasi satu dengan lainnya.

Rencana koridor Trans Anggrek:

1) Koridor 1 (pulang-pergi)
Terminal Pondok Cabe- Jl Agus Salim- Jl RE Martadinata-UIN Ciputat- JL Ir H Juanda (terintegrasi dengan APTB Ciputat-Kota)- Jl W.R. Supratman- Bintaro Plaza- Terminal Intermoda Pondok Ranji (terintegrasi dengan kereta ke Jakarta).

2) Koridor 2 (pulang-pergi)
Terminal Pondok Cabe- Jl Agus Salim- Jl RE. Martadinata- Jl Pajajaran- Jl Siliwangi- Kampus ITI- Jl Raya Puspitek- Jalan Taman Tekno- Jl Buaran Rawa Buntu- Terminal Intermoda Rawa Buntu (terintegrasi dengan kereta ke Jakarta).

3) Koridor 3 (pulang-pergi)
Terminal Intermoda Rawa Buntu- Jl Kapten Subiyanto- Jl Pahlawan Seribu- Jl Raya Serpong- Jl Boulevard Alam Sutera- Mal Sogo Alam Sutera

4) Koridor 4 (pulang-pergi)
Mal Sogo Alam Sutera- Jl Bayangkara- Jl Graha Utama Raya- Jl Boulevard Bintaro ROW 50- Bintaro X Change- Terminal Intermoda Jurang Mangu.

Selasa, 14 Juli 2015

Nilai Kuliah dan Strategi Belajar

Ok, pada post ke-3 ini, saya cukup merasa dag dig dug. Hm...

Pembelajaran di UT yang online dan berbeda membuat saya juga harus memiliki strategi belajar yang berbeda. Saya memiliki permasalahan sulit untuk memahami materi kuliah hanya dengan membaca, melalui tutorial tatap muka yang diselenggarakan UT membuat saya sedikit terbantu. bahkan bisa tetap meningkatkan nilai sampai semester 4 ini. Ckck... luar biasa hebat bagi sebagian besar mahasiswa UT. Berdasarkan, artikel yang sering saya baca mengenai pendapat UT mungkin lebih dari 50% mengatakan bahwa “Masuk di UT itu gampang, tapi keluar lulusnya susah.” Hm... saya pun awalnya mengatakan demikian. Kenapa? Karena, sistem perkuliah di UT yang berbeda akan membuat sebagian besar kesulitan untuk menyesuaikan diri dan mengatur strategi belajar yang tepat. Akibatnya, tidak sedikit mahasiswa yang mengeluh nilainya rendah semenjak kuliah di UT. 
Penulis saat sedang mengikuti matkul pengelolaan sumberdaya air

penulis bersama mahasiswa berprestasi penerima bidikmisi

Berdasarkan kondisi diatas, mungkin sedikit yang tertarik untuk kuliah di UT. tetapi, kita dapat memecahkan permasalah tersebut dengan berbagai strategi belajar. nah... saya akan memberikan strategi belajar saya kepada kalian dengan metode 5B, yaitu:


1. Bersungguh-sungguh dan berdoa, jadikan kuliah jadi prioritas dibanding kerja. “knowledge 1st, working 2nd” dan mohonlah pada yang maha kuasa. Amin...

2. Belajar membaca, belajar membaca ini sangat penting dalam memahami setiap intisari materi yang disampaikan dalam modul. Bukan sekedar membaca tetapi memahami kalimat penting akan memudahkan sekaligus menghemat waktu dibandingkan membaca 1 buku perhari. (sakit mata bisa jadi)

3. Berlatih, kerjakan setiap soal dengan baik dan konsentrasi tanpa melihat contekan dibelakangnya. Kunci hanya untuk periksa jawaban

4. Bertanya, setiap tutorial tatap muka ataupun online usahakan bertanya sebanyak mungkin yang tidak diketahui bahkan bila perlu tanyakan kepada tutor untuk menjelaskan secara detil materi kuliah dari awal sampat akhir. (maaf pak tutor ini untuk mahasiswamu juga, berbagi ilmu itukan baik. Jangan lelah pak, semangat terus menjelaskan sampai mahasiswamu mengerti)

5. Berani mencoba dan percaya diri, satu kasus yang sering dialami mahasiswa adalah takut untuk mencoba suatu hal sampai menunggu temannya memulai. Termasuk, kepercayaan diri yang rendah dapat berakibat fatal pada setiap tugas dan ujian. (hentikan budaya tidak baik saat ujian)

Entah mengapa sangat sulit saya rasakan pada tahun-tahun awal semester 1-3. Menyesuaikan diri terasa sangat berat. Tetapi, berjalannya waktu saya belajar lebih baik dengan efektif dan efisien. Selain itu, semakin menempuh semester yang lebih tinggi, semakin banyak beban yang ditempuh. Tetapi tantangan yang saya hadapi itu justru membuat saya bisa menjadi mahasiswa yang lebih baik dan memperbaiki setiap kesalahan strategi belajar yang telah lalu. Sampai saat ini, saya masih bisa mensyukuri dan meningkatkan nilai mencapai nilai IP 4 pada semester 4, semoga nilai ini dapat bertahan hingga kelulusan nanti. 




Saya yakin jika setiap mahasiswa UT bisa menerapkan strategi belajar mereka masing-masing dengan tepat, pasti akan predikat cumlaude saat wisuda kelulusan kelas. Karena itu menjadi salah satu kunci membangun pagar bangsa dari dalam diri sendiri. UAS tenang, belajar tenang, tutorial tenang, dan memperoleh IP dengan tenang. Amin....

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-31. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan

Kegiatan Ekskursi dan Kompetisi

Menurut kalian apa sih kegiatan ekskursi? Kegiatan ekskursi adalah kegiatan dalam menunjang perkuliahan untuk memperdalam pemahaman materi kuliah sekaligus menambah wawasan secara langsung dilapangan. Saya sangat senang setiap kali mengadakan acara seperti ini, selain saya bisa belajar banyak, saya juga bisa bersenang-senang berkumpul dengan mahasiswa lainnya. #liburan. 

Kegiatan ekskusi pertama kali dari prodi Perencanaan Wilayah dan Kota adalah berkunjung Universitas Tarumanegara, reklamasi pantai mutiara, dan waduk pluit yang sudah diperbaiki pemkot Jakarta. Disana, saya belajar banyak mengenai studio Perencanaan Wilayah dan Kota UNTAR, sejarah pembentukan reklamasi pantai dan tujuannya, serta bagaimana penanggulangan banjir di waduk pluit pada masa pemerintahan Jokowi. 

Di waktu yang lain, kami mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UPBJJ Jakarta dan UPBJJ Serang mengadakan kegiatan ke kota hujan yakni kota bogor, disana kami berkunjung ke Universitas Pakuan, Kebun raya bogor, dan kebun teh. Seru.... seru... lagi lagi saya sangat senang dengan kegiatan ekskursi kali ini, ternyata dengan kegiatan ekskursi ini dapat menambah wawasan sekaligus mempererat tali silaturahmi mahasiswa antar UPBJJ
Seminar UNPAK
Foto Bersama Dosen



                                                       KEGIATAN EKSKURSI UT
Foto Bersama di Kebun Raya Bogor
Selesai Menghitung Debit Sungai 





Kegiatan ekskursi juga pernah diadakan di UT, dengan berjumpa dengan mahasiswa UT luar negeri yaitu Open University of India dan Open University of Cina. Mungkin!! Dengan kegiatan tersebut saya bisa mengambil pelajaran dari mahasiswa universitas terbuka diluar negeri seperti apa? Sekaligus menambah skill bahasa inggris. haha


Selain kegiatan ekskursi, masih banyak kegiatan lainnya seperti mengikuti kompetisi. Saya merasa tertantang setiap kali mengikuti ajang seperti ini. Kompetisi pertama yang saya ikuti adalah lomba karya tulis enterpreneurship. Saya diamanahkan oleh UPBJJ Jakarta untuk mengikuti kegiatan ini, tidak diduga ternyata karya tulis saya diterima dan masuk 10 besar nasional mengalahkan Universitas favorit lainnya se-Indonesia. Saya bersyukur, ternyata dengan kuliah di UT saya bisa mencetak prestasi bahkan sampai tingkat nasional sekalipun. Setelah itu, lomba final di laksanakan jauh di pulau sulawesi tepatnya kota Makassar (12 April 2015), ckck.... saya sangat senang karena ini merupakan kali pertama saya pergi luar pulau Jawa dan pertama kali Ride On Plane. Pengalaman pertama saya menaiki pesawat sangat menyenangkan dengan akses full service yang telah di biayai UT. Saya sangat bersemangat mengikuti kompetisi dimakassar. Saya tinggal disana selama 5 hari dengan mengikuti rangkaian kegiatan seperti seminar nasional dan pembentukan organisasi bidikmisi. Namun, saya tidak memenangkan 3 besar dan dikalah kan oleh Universitas Negeri Sebelas Maret dan IPB. 
@makassar


@Pantai Losari


Foto Bersama Seluruh Mahasiswa Penerima Bidikmisi se Indonesia




Pengalaman yang sangat berharga ini akan menjadi motivasi saya untuk terus mencetak prestasi dan membangun pagar bangsa dengan setiap prestasi yang saya miliki termasuk menjalin jaringan antar UPBJJ dan antar Universitas yang tersebar tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. 

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-31. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan

Kamis, 09 Juli 2015

Kuliah @Universitas Terbuka


Hi guys, perkenal nama saya Wahyu Hidayat dari Universitas Terbuka Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota tahun 2013.2. Cukup banyak pengalaman yang ingin saya share kepada orang banyak mengenai tempat kuliah saya ini. Ingin tahu pengalaman apa saja yang sudah saya jalani? seberapa besar pengorbanan saya selama kuliah di UT? atau kegiatan apa yang bisa saya lakukan dengan sistem yang berbeda dengan tempat kuliah lainnya? kalau penasaran langsung saja cek postingan blog dibawah ini ya....
Berfoto didepan Fakultas FMIPA

Ketika saya lulus SMA, banyak hal yang ingin saya capai dengan berkuliah di Universitas favorit. Tetapi, faktor ekonomi sedikit menghambat saya untuk meneruskan kuliah. Akhirnya, sekolah menawarkan saya program beasiswa bidikmisi untuk strata 1 (S1) di Universitas Terbuka program studi Perencanaan Wilayah dan Kota.

Awalnya saya sedikit ragu untuk kuliah di Univesitas Terbuka karena Sistem pembelajaran di universitas terbuka mungkin sedikit berbeda dengan perkuliahan reguler lainnya, Universitas Terbuka mencoba mempersiapkan mahasiswa yang mandiri dengan sistem perkuliahan online. Sistem perkuliahan seperti itu akan sulit untuk saya memiliki banyak teman, mata kuliah yang berkualitas, dan kegiatan aktif diperkuliahan. Terlebih saya juga memiliki kendala dalam hal internet. Uang yang pas-pasan tidak akan mampu membiayai internet untuk kuliah setiap bulannya. Namun, jalan selalu ada untuk saya. Saya bisa kuliah dengan memanfaatkan beasiswa bidikmisi dan kerja paruh waktu. Akhirnya, saya tetap melanjutkan kuliah di UT dengan harapan bisa menjadi lebih baik. Saya memiliki kesempatan emas dengan mendapatkan beasiswa tersebut. Selain saya bisa mengikuti tutorial online, saya juga mendapat tutorial langsung/ tatap muka. Hal ini mejadi keuntungan tersendiri untuk saya. Hehe bukan untuk hal buruk, tetapi saya bisa lebih memahami materi dengan langsung bertanya pada pakar di bidangnya, diskusi kelompok secara langsung, atau merasakan kuliah seperti tempat perkuliahan lainnya. (semuanya gratis tanpa biaya se-peserpun)

Tutorial Kesehatan Lingkungan
Selesai Tutorial didepan kelas











Ternyata universitas terbuka selalu berinovasi menggunakan teknologi untuk kami, saya pun merasakan bagaimana belajar melalui layar monitor dengan metode video conference (VICON), vicon ditujukan bagi mahasiswa dalam berbagai kegiatan seperti studio atau seminar. Melalui vicon, saya bisa bertemu dengan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota lainnya di berbagai daerah seperti serang, bogor, bandung, surabaya, dan manado.  Selain itu, kegiatan studio juga menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, mulai dari pembuatan laporan studio, terjun kelapangan, sampai membuat sebagian wilayah yang dikaji melalui maket.



Menurut saya, Universitas terbuka menyajikan pembelajaran dengan cara yang unik, fleksibel, dan jaringan yang luas. Cara inilah yang akan menjadi pagar bangsa dalam mengentaskan keterbatasan pendidikan. Maju terus UT, kita bersama akan meneruskan cita-cita luhur bangsa dan memajukan Universitas Terbuka

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-31. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan