Sabtu, 11 Februari 2017

What happened of Kalimantan Forest?

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota otonom yang saat ini sedang marak malakukan pembangunan. Berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008  tentang RTRW Nasional 2008 - 2028, Kota Tangerang Selatan berfungsi sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan menjadi bagian dari kawasan strategis nasional Jabodetabekpunjur yang memiliki peran penting dalam perencanaan pembangunan nasional. Posisi tersebut membuat Kota Tangerang Selatan menjadi kota yang strategis dalam pembangunan ekonomi dan infrastruktur. Perkembangan pembangunan yang konstruktif menimbulkan multiplier effect terhadap daerah sekitarnya sehingga kewajiban membangun infrastruktur yang memadai dan terintegrasi satu sama lain sangat dibutuhkan bagi Kota Tangerang Selatan untuk menciptakan peningkatan ekonomi. Pelayanan infrastruktur sangat dipengaruhi oleh mobilitas penduduk yang selalu mengalami pergerakan baik dalam maupun luar kota dan pertumbuhan penduduk Kota Tangerang Selatan yang selalu meningkat setiap tahunnya.

Kondisi diatas, mengindikasikan dibutuhkannya sarana prasarana yang cukup untuk melayani mobilitas penduduk dan pertumbuhan penduduk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menciptakan transportasi massal yang memadai untuk seluruh penduduk dengan mengedepankan kenyamanan, keberlanjutan, dan ketercukupan. Transportasi massal yang relevan terhadap kondisi geografi dan program pemerintah Kota Tangerang Selatan adalah transportasi bus kota. Bus kota menjadi sangat penting keberadaannya untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang selama ini menjadi faktor utama dalam penyumbang kemacetan. Program pemerintah yang sedang dijalankan adalah pemberdayaan transportasi Trans Anggrek. Namun, baik dari segi kuantitas dan kualitas Trans Anggrek masih sangat minim dan belum mampu menampung seluruh penduduk Kota Tangerang Selatan. Sehingga, hal ini perlu terus ditingkatkan, evaluasi, dan pengawasan serius pemerintah kota untuk terus mengembangkan dan melanjutkan program Trans Anggrek ini dengan perencanaan yang matang untuk menciptakan pembangunan yang sejalan dengan pelayanan mobilisasi penduduk.

Dalam kajian studi ini, analisis terhadap transportasi bus menjadi fokus utama. Mobil bus adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki tempat duduk lebih dari delapan orang, termasuk pengemudi atau yang beratnya lebih dari 3.500 kg. Jenis bus adalah kendaraan yang dirancang untuk bepergian jarak jauh dari bus biasa. Sebagai hasilnya, bus dilengkapi dengan kursi yang lebih nyaman, ruangan bagasi, dan mesin yang lebih besar. Biasanya bus dilengkapi dengan berbagai aksesoris seperti AC, toilet, atau sistem audio/ video tergantung kelengkapan bus itu sendiri.
A. Kondisi Eksisting Trans Anggrek
Program Trans Anggrek mulai dilaksanakan pada Januari 2015, Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) melakukan pelayanan angkutan massal bus Trans Anggrek Circle Line pada koridor II. Beroperasinya moda transportasi ini bertujuan  untuk meningkatkan layanan fasilitas transportasi yang menghubungkan seluruh stasiun kereta api di Kota Tangsel dan terintegrasi ke Bandara Soekarno Hatta. Saat ini, rute yang dilalui oleh Trans Anggrek hanya baru koridor II karena sarana prasarana pendukung masih belum siap tersedia pada koridor lainnya termasuk sengketa terhadap simpul jalur yang akan berdampak pada kendaraan lain. Sebagai tahap awal jumlah bus yang beroperasi sebanyak 5 bus dengan rute terminal intermoda rawa buntu yang terintegrasi dengan KRL commuter tujuan Jakarta-Banten stasiun rawabuntu sampai terminal pondok cabe yang direncanakan akan terintegrasi dengan halte busway Jakarta. Selain itu, bus yang tersedia dan siap digunakan ada 20 bus dengan 10 bus dana Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan dan 10 bus dana Kementrian Perhubungan.
Perbaikan prasarana jalan terus dilakukan terutama terlihat pada jalan siliwangi-jalan padjajaran (setu-pamulang) yang merupakan jalan yang dilalui rute bus koridor II. Dengan kondisi awal yang minim saat ini, Trans Anggrek sudah mampu menjadi penghubung antara kantor DPRD Kota Tangerang Selatan dengan kantor Walikota Tangerang Selatan termasuk penghubung antara stasiun rawabuntu dengan kecamatan pondok cabe yang berdekatan dengan kota Jakarta. Keberadaan Trans Anggrek sangat penting dalam pembangunan Kota Tangerang Selatan karena kondisi saat ini terhadap angkutan umum yang ada seperti angkot masih belum memberikan kepastian waktu tiba dan waktu keberangkatan, kurang nyaman, dan rute trayek yang tidak efisien. Sehingga, sebagian besar penduduk Kota Tangerang Selatan masih menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi ke tempat tujuan.
Trans Anggrek sudah memiliki kelengkapan aksesoris yang memadai dengan kondisi yang baik menjadikan potensi terhadap peralihan penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan massal seperti bus Trans Anggrek ini yang masih bersifat free atau belum berbayar. Trans Anggrek circle line menggunakan kendaraan ukuran sedang dengan kapasitas 48 penumpang dimana 26 tempat duduk untuk penumpang biasa, 2  tempat duduk untuk difabel (penyandang cacat) dan 20 penumpang berdiri. Tempat duduk pada Bus Trans Anggrek dirancang saling berhadapan agar mempermudah penumpang untuk duduk dan terlihat lebih luas, kondisi bus masih nyaman dan bersih, bus juga sudah dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV), TV layar datar, Kotak P3K, tempat sampah, jaringan internet (wifi), GPS (Global Positioning System), dan bel jika penumpang ingin turun (Gambar 2).  Kendaraan ini mampu melewati jalan utama dengan jalan minimal adalah kolektor sekunder yang telah disesuaikan dengan kondisi jalan di Kota Tangerang Selatan. Waktu operasional Trans Anggrek saat ini adalah hari kerja senin-jumat dengan jam operasional sebagai berikut:
1. Pagi Jam 06.00 WIB-09.00 WIB
2. Siang Jam 11.00 WIB-14.00 WIB
3. Sore Jam 16.00 WIB-18.00 WIB
Masyarakat atau warga yang ingin mencoba kehadiran Trans Anggrek bisa menunggu di sejumlah halte yang ada di sepanjang rute mulai Terminal Pondok Cabe – Jalan Agus Salim – Jalan RE Martadinata – Jalan Pajajaran – Jalan Siliwangi – Kampus ITI – Jalan Puspiptek – Jalan Taman Tekno – Jalan Buaran Rawa Buntu dan Terminal Intermoda Rawa Buntu (kereta api). Menurut Kepala Dishubkominfo, Sukanta, untuk regulasi sampai saat ini belum dibutuhkan karena armada Trans Anggrek masih dipegang Pemkot Tangsel tapi bila nantinya dipegang atau dikomersilkan ke pihak ke tiga atau swasta baru ada regulasi. Pihak ke tiga yang dimaksud adalah BUMD ataupun swasta yang ingin berinvestasi terhadap perkembangan bus Trans Anggrek. Peraturan walikota (Perwal) maupun Peraturan Daerah (Perda) belum dibentuk karena naik Trans Anggrek saat ini masih gratis untuk kepentingan masyarakat banyak. Untuk delapan bulan ke depan Trans Anggrek membutuhkan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar yang berasal dari APBD tahun 2015 Kota Tangsel termasuk Anggaran untuk gaji sopir, kenek, bahan bakar dan biaya pemeliharaan juga telah disiapkan,dengan  anggaran paling besar untuk Trans Anggrek adalah bahan bakar yang mencapai Rp 754 juta. Koridor II merupakan rute yang akan diberlakukan sepanjang tahun 2015.
A. Analisis Kualitas Trans Anggrek dan Prasarana Jaringan Jalan
Jaringan jalan di Kota Tangerang Selatan selama ini masih belum terintegrasi antara transportasi satu dengan lainnya.

Rencana koridor Trans Anggrek:

1) Koridor 1 (pulang-pergi)
Terminal Pondok Cabe- Jl Agus Salim- Jl RE Martadinata-UIN Ciputat- JL Ir H Juanda (terintegrasi dengan APTB Ciputat-Kota)- Jl W.R. Supratman- Bintaro Plaza- Terminal Intermoda Pondok Ranji (terintegrasi dengan kereta ke Jakarta).

2) Koridor 2 (pulang-pergi)
Terminal Pondok Cabe- Jl Agus Salim- Jl RE. Martadinata- Jl Pajajaran- Jl Siliwangi- Kampus ITI- Jl Raya Puspitek- Jalan Taman Tekno- Jl Buaran Rawa Buntu- Terminal Intermoda Rawa Buntu (terintegrasi dengan kereta ke Jakarta).

3) Koridor 3 (pulang-pergi)
Terminal Intermoda Rawa Buntu- Jl Kapten Subiyanto- Jl Pahlawan Seribu- Jl Raya Serpong- Jl Boulevard Alam Sutera- Mal Sogo Alam Sutera

4) Koridor 4 (pulang-pergi)
Mal Sogo Alam Sutera- Jl Bayangkara- Jl Graha Utama Raya- Jl Boulevard Bintaro ROW 50- Bintaro X Change- Terminal Intermoda Jurang Mangu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar